Kisah dan Perjalanan Hidup Nabi Muhammad SAW



Assalammu’alaikum wr,wb. Hai Para Pejuang Islam yang dirahmati Allah. Kali ini penulis ingin berbagi cerita tentang kisah nabi kita nih, siapa ayoo….??. Yap, penulis akan menceritakan tentang “Kisah Nabi Muhammad SAW”. Waw pasti seru kan kedengarannya..!!
Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW adalah anak Abdullah bin Abdul-Muthalib. Ibunya benama Aminah binti Wahab. Kedua orangtuanya itu berasal dari suku Quraisy yang terpandang dan mulia. Nabi Muhammad SAW lahir pada hari senin, 12 rabi’ul awwal tahun gajah (atau, 20 april 571 masehi). Dinamakan tahun gajah, karena ketika beliau lahir, kota Makkah diserbu oleh raja Brahahdan tentaranya dari negeri Habasyah dengan menunggang gajah. Mereka hendak menghancurkan Ka’bah karena iri hati terhadapnya. Tetapi Allah melindungi bangunan suci itu dan seluruh penduduk Makkah, dengan menjatuhkan bati-batu sijjil ( dari neraka yang amat panas) kepada tentara itu. Maka binasalah mereka semuanya.
Ketika Nabi Muhammad SAW masih di dalam kandungan ibunya, Abdullah, ayahnya, pergi ke negeri Syam (Siria) untuk berdagang. Tetapi, sepulang dari sana, ketika sampai di kota Madinah, ia menderita sakit dan wafat dalam usia 18 tahun. Abdullah dimakamkan di kota Madinah. Maka, Nabi Muhammad SAW dilahirkan ke dunia dlam keadaan yatim, di tengah-tenhgah masyarakat jahiliyah penyembah berhala, penindas kaum lemah, perampas hak orang, dan bahkan pembunuh kaum wanita.
Halimah as-Sa’diyah Menjadi IBU SUSU NABI MUHAMMAD SAW
Sudah menjadi adat bangsa Arab ketika itu, bahwa bayi sesorang disusukan oleh wanita lain. Begitu pula halnya Nabi Muhammad SAW. Beliau disususkan kepada seorang wanita dusun bernama Halimah as-Sa’diyah. Empat tahun lamanya beliau tinggal di dusun Bani Sa’ad bersama ibu susunnya itu.
Menjelang usia lima tahun, Halimah as-Sa’diyah mengembalikan Nabi Muhammad SAW kepada ibunya, karena telah terjadi peristiwa atas anak asuhnya itu yang mencemaskan hatinya. Ketika di dalam permainan bersama kawan- kawannya, Nabi Muhammad tiba-tiba didatangi dua laki-laki berpakaian serba putih , membaringkannya, kemudian melakukan sesuatu atas dada anak tersebut. Meskipun tidak sesuatu pun terjadi terhadap Nabi Muhammad SAW setelah peristiwa itu, namun Halikmah as-Sa’diyah amat khawatir. Maka ia segera bawa Nabi Muhammad SAW kembali kepada keluarganya di Makkah.
Di Bawah Asuhan Kakeknya, Abdul-Muthalib
Siti Aminah amat setia terhadap suaminya. Sering kali ia bersama anaknya pergi ke Madinah untuk berziarah ke makam suaminya, sekaligus bersilahturahmi kepada keluarganya, Bani Najjar, disana. Suatu kali, dala perjalanan pulang dari Madinah , seusai berziarah, Siti Aminah jatukh sakit di desa Abwa’ (antara Makkah dan Madijnah). Beberapa saat kemudian, ia wafat disana, meninggalkan Nabi Muhammad SAW yang ketika itu baru berusia 6 tahun. Mka jadilah Nabi Mhammad SAW yatim-piatu. Bersama Ummu Aiman, pembantunya, Nabi Muhammad SAW kembali ke Makkah. Beliau kemudian dipelihara oleh kakeknya, Abdul-Muthalib, hingga menjelang 9 tahun.

Di Bawah Asuhan Pamannya, Abu Thalib
Selama tiga tahu bersama kakeknya, Nabi Muhammad SAW akhirnya dipelihara oleh pamannya, Abu Thalib, karena kakeknya itu meninggal dunia. Abu Thalib adalah seorang sesepuh kaum Quraisy yang disegani oleh kaumnya. Meskipun demikian, dia bukanlah tergolong orang kaya. Abu Thalib hanyalah seorang pedagang biasa yang sering merantau ke negeri Syam bersama serombongan kafilah dagangnya
Ketika berusia 12 tahun, Nabi Muhammad SAW diajak oleh pamannya itu pergi berdagang ke Syam. Sampai di suatu dusun perbadatasan Syam, Abu Thalib bersama kemenakannay itu singgah di rumah seorang pendeta Nasrani yang soleh, bernama Bahira. Dari kitab Taurat dan Injil yang dipelajarinya, pendeta Bahira dapat mengetahui cirri-ciri kenabian yang ada pada diri Nabi Muahmmad SAW yang masih kecil itu. Mka dengan serta-merta, pendeta Bahira memberitahukan hal itu kepad Abu THalib seraya berkata : “Wahai saudaraku, sesungguhnya anakmu ini adalah manusia pilihan Allah, calon pemimpin umat manusia di dunia ini. Maka jagalah id baik-baik. Bawalah ia kembali, sebab aku khawatir ia diganggu oleh orang-orang Yahudi di negeri Syam. Bahkan, jika sekiranya kaum Yahudi itu mengetahui bahwa ia adalah calon Rasul Allah, maka tentulah ia akan membunuhnya.” Maka pulanhlah Abu Thalib ke Makkah bersama Nabi Muhammad SAW sebelum mereka sampai ke negeri Syam.
Berdagng Ke Negeri Syam
Setelah Nabi Muhammad SAW berusia hamper 25 tahun, Abu Thalib merasa bahwa kemekanannya itu telah cukup dewasa. Maka dipanggilnya Nabi Muhammad SAW, lalu ditawarkan kepadanya suatu pekerjaaan yang menguntungkan, seraya berkata : “Wahai anakku, sesungguhnya kita bukanlah keluarga yang beerkecukupan. Bahkan, kurasakan akhir-akhir ini kebutuhan kita semakin sulit didapat. Alangkah baiknya jika engkau pergi kepada Khadijah untuk meminta izinya membawa barang-barang dagangannya ke negeri Syam. Mudah-mudahan dari usaha itu engkau akan beroleh keuntungan yang besar.”
Nabi Muhammad SAW menyetujui usul pamannya, sebab beliau memaklumi sepenuhnya akan kesulitan yang dihadapi pamannya itu dalam menanggung beban belanja rumah tangganya. Segera beliau pergi kepada Siti Khadijah untuk meminta izinnya memperdagangkan dagangannya. Siti Kadijah adalah seorang janda kaya di Makkah. Ia dikenall sebagai wanita Quraisy yang mulia karena keturunan dan akhlaknya. Ia adalah waniita budiman, gemar membantu sesamanya, dan senantiasa menjaga kehormatan dirinya, sehingga mendapat gelar At-Thahirah (wanita suci).
Menanggapi permohona Nabi Muhammad SAW, Siti Khadijah tanpa piker panjang langsung menyambutnya dengan senang hati, karena ia telah cukup mengenal Nabi Muhammad SAW sebagia pemuda yang ramah, jujur, dan sopan-santun. Siti Khadijah amat kagum terhadap pemuda Muhammad. Lebih-lebih ketika ia mendengar sendiri dari Maisarah, bagaimana agungnya perangai Nabi Muhammad SAW selam di perjalanan maupun ketika berdagang. Maka berubahlah rasakagum itu menjadi rasa cinta.


Perkawinan Nabi Muhammad SAW dengan Siti Khadijah
Hubungan perdagangan antara Nabi Muhammad SAW dengan Siti Khadijah akhirnya diteruskan ke jenjang perkawinan. Rupanya, Allah SWT menghendaki demikian, karena ada banyak hikmah di balik itu. Dalam suatu upacara yang sederhana, dilangsungkannya akad nikah diantara keduanya, suatu pernikahan yang telah menorah lembaran sejarah islam. Ketika itu, Nabi Muhammad SAW berusia 25 tahun, sementara Siti Khadijah telah berusia hamper 40 tahun. Pernikahan ini membuahkan empat anak putri dan dua orang putra, masing-masing Zainab, Ruqayyah, Ummu Kaltsum, Fatimah, Qasim dan Abdullah. Tetapi, atas kehendak Allah SWT, kedua anak laki-laki beliau wafat ketika masih kanak-kanak.
Diangkat Menjadi Seorang Rasul
Selama hidup bersama Siti Khadijah, Nabi Muhammad SAW merasa bahagia dan tentaram. Meskipun kaya-raya, Siti Khadijah tidak pernah menampakkan keangkuhan dihadapan suaminya itu, bahkan ia amat merendakan hatinya. Nabi Muhammad SAW sering kali pergi ber-tahannuts ( menyendiri dan beeribadah) di Gua HIra, kira-kira 10 km jaraknya dari kota Makkah. Beliau biasa berdiam diri di gua itu selam beberapa hari, kemudian pulang kembali setelahnya.
Suatub ketika saat beliau sedang berdiam di Gua HIra, tiba-tiba  dating maliakat Jibril melingkupinya seraya berkata : “Bacalah!” Nabi Muhammad SAW menjawab sambil bergetar: “Aku tidak bisa membaca.” Jibril berkata lagi: “Bacalah!”” kembali Nabi Muhammad menjawab: “Aku tidak bisa membaca.” Untuk ketiga kalinya, Jibril berkata lagi: “Bacalah!” Dan lagi-lagi Nabi Muhammad SAW menjawab : “Aku tidak bisa membaca.”
Maka, berkatalah Jibril kemudian, seperti yang disebutkan dalam AL-Qur’an :
Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan perantaraan kalam. DDia mengajarkan kepad amanusia apa yang tidak diketahuinya. (Al-Alaq : 1-5)
Setelah itu Jibril  menghilang. Nabi Muhammad SAW merasa amat ketakutan. Beliau segera meninggalkan gua itu dan kembali pulang sambil bergetar badannya. Sampai di rumah, dia berkata kepada istrinya : “Selimuti aku, selimuti aku, selimuti aku.” Khadijah hyang prihatin atas keadaan suaminya itu segera menidurkan nabi Muhammad SAW dan menyelimutinya seraya menenangkan hatinya. Setelah beristirahat beberapa saat, nabi Muhammad SAW lalu menceritaka kejadian yang dialaminyabitu kepada istrinya. Mendengar cerita suaminya, Siti Khadijah kemudian berkata : “Wahai Muhammad, tenangkanlah hatimu. Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakanmu, sebab engkau adalah orang yang suka menolong, jujur, dan senantiasa menyambung tali persaudaraan.”
Siti Khadijah kemudian membawa Nabi Muhammad SAW kepada sepupunya yang bernama Waraqah bin Naufal, seorang ahli kitab yang benyak mempelajari Taurat dan Injil. Mendengar kisah Nabi Muhammad SAW, Waraqah kemudian berkata : “Sesungguhnya suamimu ini adalah calon Nabi dan Rasul Allah. Telah dsatang kepadanya malaikat Jibril yang juga pernah dating kepada Musa dan Isa.

Nabi Muhammad SAW Wafat
Dengan penuh rasa Syukur, Nabi Muhammad SAW mengakhriri tugasnya sebagai seorang Rasul, dengan mengislamkan seluruh penduduk Makkah, Madinah, dan daerah-daerah lain di seputar Jazirah Arabia. Setelah menderita sakit selama beberapa hari, pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun ke-11 Hijriyah, beliau berpulang ke rahmatullah dala usia 63 tahun. Nabi Muhmmad SAW dimakamkan di kota Madinah. Sebelumnya, beliau sempat berpesan kepada keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh kaum Muslimin dengan sabdanya yang termasyur :
Telalh kutinggalkan untuk kalian dua perkara yang apabila kalian berpegang teguh kepadanya, niscaya tidak akan tersesat untuk selama-lamanya, yakni Kitabullah (Al-Qur’an) dan SSunnah Rasul-Nya.
Demikian yaaa Para Pejuang Islam yang dirahmati oleh Allah, kurang lebihnya mohon dibukakan pintu maaf ya, please for give us ok, thank u so much, much love for u are. See u bye..bye
  

Menolong Agama Allah


 Hai Para Pejuang Islam yang berbahagia, pada kali ini kita akan membahas tentang :
Menolong Agama Allah

Itulah yang diperintahkan Allah kepada kita, supaya kita berlomba mengerjakan kebaikan dengan menolong agama Allah dan mengerjakan segala perintah-Nya, dan jika mengerjakan apa Allah yang perintahkan kepada kita, niscaya Allah mendatangkan balasannya kepada kita sekalian dimana saja kita berada, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Maka itu Mari kita bersama-sam menolong agama Allah dengan menyampaikan amanat-Nya dan mengerjakan segala perintah-Nya, agar kita mendapat kesudahan yang baik di dunia dan di akhirat nanti. Sebagaimana yang Allah terangkan kepada kita dengan firman-NYa ;
Artinya :
               “Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, (niscaya) Dia menolong kamu dan meneguhkan kedudukanmu (Q.S.47:7)
Artinya :
                “Dan orang-orang yang mengingkarinya, maka kecelakaanlah bagi mereka dan Dia akan menyesatkan amal perbuatan mereka (Q.S.47:8)
Artinya :
               “Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka benci kepada (Al-Qur’an) yang telah Allah turunkan, maka dia akan menghapus (pahala) amal perbuatan mereka (Q.S.47:9)
Para pejuang islam yang dimuliakan Allah,
Itulah yang diterangkan Allah kepada kita supaya kita menolong agama Allah, dan jika kita mau menolong agama Allah dengan menyampaikan amanat-Nya, niscaya Allah menolong kita dan meneguhkan kedudukan kita. Dan jika kita mengingkarinya karena kita tidak percaya atau tidak menolong agama Allah dengan menyampaikan amanat-Nya dan mengerjakan segala perintah-Nya, maka kecelakaanlah bagi kita dan Allah akan menyesatkan pahala amal perbuatan kita. Karena yang demikian itu jika kita tidak mau mengerjakan perintah Allah yang Allah perintahkan kepada kita dengan melalui ayat-ayat-Nya, berarti kita tidaklah mengerjakan sesuatu melainkan itu bukan dari perintah Allah, maka jika demikian sudah pasti Allah akan menyesatkan pahala amal perbuatan kita, karena apa yang kita kerjakan itu bukan dari perintah Allah.
Ingat ! Amanat Allah adalah suatub amanat yang dari perkataan Allah atau dari firman-Nya yang berdasarkan ayat-ayat-Nya dalam Al-Qur’an, dan amanat Allah bukan suatu amanat yang dari perkataan manusia, sebagaimana yang Allah terangkan dengan firman-Nya ;
Artinya :
               “Dan tidaklah mungkin Al-Qur’an ini dibuat oleh selain allah, akan tetapi (Al-Qur’an benar-benar dibuat oleh Allah) untuk membenarkan apa yang telah ada padanya, dan untuk menjelaskan kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya, (bahwa itu benar-benar diturunkan) dari Allah SWT. (Q.S.10:37).
Adapun yang Allah amanatkan kepada kita adalah perintah-Nya, petunjuk-Nya, nasehat-Nya yang cegahan-Nya, yang demikian itu sampaikanlah kepada yang hak menerimanya, yaitu kepada manusia yang seperti kita, maka jika mereka manusia tentu mereka berhak menerimanya, karena sungguh tidaklah Allah menciptakan jin dan manusia melainkan mereka supaya mengabdi kepada-Nya dengan mentaati segala perintah-Nya. Dan janganlah kita menyembunyikan amanat Allah dengan tidak mau menyampaikan apa yang telah Allah terangkan kepada kita dengan melalui ayat-ayat-Nya, karena yang demikian itu Allah yang menerangkan kepada kita yang firman-Nya ;
Artinya:
               “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan dan petunjuk, sesudah apa yang telah Kami terangkan kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itulah yang dilaknat Allah dan dilaknat oleh semua (makhluk) yang dapat melaknat. (Q.S. 2:59).

Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir

Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir
Assalamu'alaikum sobat pejuang islam :)

Nah pada postingan kali ini merupakan lanjutan dari Kisah "Perjalanan Nabi Musa Mencari Nabi Khidir". Ketika Yusya bin Nun menceritakan kepada Musa tentang kejadian ikan tersebut mereka kembali menelusuri jejak mereka semula, ketika tiba di batu besar, ternyata disana ada seorang laki-laki berpakaian lengkap. Musa memberi salam kepadanya. Khidir berkata ' Sesungguhnya aku berada di negri mu dengan damai ' Musa berkata 'Aku Musa ' Khidir berkata, ' Musa Bani Israil? ' Musa membenarkannya. Musa berkata, ' Aku daatang menemuimu agar engkau mengajariku sebagian ilmu yang benar yang telah diajarkan kepada mu.'. Dia menjawab,' Sesungguhnya sekali-kali tidak akan sanggup bersamaku.' hai Musa sesungguhnya aku memiliki pengetahuan Allah yang diajarkan kepadaku yang tidak kamu ketahui, dan engkaupun memiliki pengetahuan Allah yang diajarkan kepadamu yang tidak aku ketahui.'

Musa berkata ' Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai yang sabar dan aku tidak akan menentangmu dalam urusan apapun. ' Khidir berkata ' Jika kamu mengikuti aku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun sempai aku sendiri yang menerangkannya kepadamu. ' Kemudian keduanya berjalan dipantai. Tiba-tiba melintaslah sebuah perahu. Mereka meminta kepada awak perahu agar ikut membawanya. Awak perahu mengenali Khidir, mereka naik tanpa membayar sewa. Setelah keduanya naik perahu tiba-tiba Khidir mencopoti papan perahu satu demi satu dengan kapak. Musa berkata kepada Khidir. ' Mereka telah membawa kita tanpa meminta bayaran, lalu kamu mengapa kamu merusak perahunya?. Mengapa kamu melubangi yang akibatnya menenggelamkan penumpangnya? Sesungguhnya kamu telah membuat kesalahan yang besar.' Khidir berkata,' Bukankah aku telah berkata,' Sesungguhnya kamu tidak akan bersabar bersama dengan ku.' Musa berkata ' Janganlah engkau menghukumku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan suatu kesulitan dalam urusanku'.

Kemudian datanglah burung pipit dan hinggap dipinggir perahu. Burung itu menukik ke laut satu atau dua kali. Khidir berkata kepada Musa, ' Pengetahuan Allah yang diajarkan kepadaku dan kepadamu hanyalah seperti air yang terbawa oleh paruh burung itu yang menukik kelaut ini'.

Musa dan Khidir turun dari perahu. Ketika keduanya berjalan dipantai, Khidir melihat seorang anak tengah bermain dengan anak-anak lainnya. Khidir memegang kepala anak itu, lalu memelintirnya hingga tewas. Musa berkata., ' Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang munkar.' Khidir berkata , ' Bukankah sudah aku katakan kepadamu bahwa sesungguhnya kamu tidak akan sabar bersamaku ?'
Musa berkata,' Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah ini , maka janganlah engkau membolehkan aku menyertaimu. Sesungguhnya kamu sudah cukup memberiikan uzur kepadaku.' Maka keduanya berjalan hingga tatkala sampai kepada penduduk suatu negri, mereka meminta dijamu oleh mereka. Tetapi penduduk negri itu menolak untuk menjamu mereka. Kemudian keduanya mendapati dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh. Lalu Khidir berisyarat dengan tangannya, Maka Khidir menegakkan dinding rumah itu. Musa berkata ' Penduduk yang kita jumpai tidak mau memberi kita makan dan menolak mejamu kita. Jikalau kamu mau, kamu bisa mengambil upah untuk itu." Khidir berkata ' Inilah perpisahan antara aku dengan kamu. Aku akan memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak sabar terhadapnya.'

Khidir berkata. ' Sesungguhnya perahu itu aku lubangi supaya cacat, karena para pemiliknya akan membawa perahunya melintasi raja yang zalim, yang akan merampas tiap-tiap perahu yang bagus.Aku merusaknya supaya raja tidak merampasnya karena jelek. Dengan demikian, perahu ini masih dapat dimanfaatkan para pemiliknya yang miskin itu, yang tidak memiliki barang berharga lainnya selain perahu'

Khidir berkata, ' Dan anak itu, maka kedua orang tuanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya kepada kesesatan dan kekafiran.' Dan semoga Allah menggantikan anak yang lebih baik dari anak yang dibunuh tadi.'

Khidir berkata, ' Adapun dinding rumah ini adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota ini, dan dibawahnya ada harta simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah orang yang shaleh, maka Tuhanmu menghendaki mereka sampai pada kedewasaanya dan mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari Tuhanmu dan bukanlah tidak melakukannya menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya'.


Subahanallah dari kisah diatas, kita dapat mengambil beberapa hikmah diantaranya dalam menuntut ilmu kita haruslah sabar,dan kita semua memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing ...
Semoga artikel ini bermanfaat,tinggalkan komentar dan jangan lupa di share, Syukron..

Wassalamu'alaikum

Kisah Nabi Musa as dalam mencari Nabi Khidir as

Kisah Nabi Musa
Assalamu'alaikum para sobat pejuang islam :)

Pada postingan kali ini saya akan membahas tentang kisahnya perjalanan nabi Musa as dalam mencari nabi Khidir. Kisahnya bisa antum baca di QS. Al-Kahfi. Jadi pada QS. Al-Kahfi mulai dari ayat 60 ke atas yang artinya " Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada muritnya, 'Aku tidak akan berhenti sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan, atau aku akan berjalan hingga bertahun-tahun.' " dan ayat 60 ke atasnya baca sendiri yaaah hehehe :D

Naaah alasan Nabi Musa as mengatakan demikian kepada muridnya yang bernama Yusya bin Nun ialah karena ia mendapat informasi bahwa ada seorang hamba Allah di pertemuan dua lautan yang memiliki pengetahuan yang tidak dimiliki Musa. Maka dari itu ia ingin menemuinya :) .
Nabi Musa as menyuruh muritnya membawa ikan kedalam keranjang. Apabila ikan itu hilang, maka disanalah orang yang dicari itu berada. Musa mengambil ikan dan menyimpannya kedalam keranjang. Dan dia pergi dengan muritnya yang bernama Yusya bin Nun as. Setelah tiba di batu besar, keduanya terlentang pada batu itu, lalu tertidur.

Ikan yang berada didalam keranjang bergerak-gerak sehingga keluar, lalu jatuh ke laut. Ikan mengambil jalannya di laut dan bergerak diatas air seperti fatamorgana di permukaan bumi, tanpa menyentuhnya. Tidaklah ikan itu melintasi jalan melainkan air yang dilaluinya membeku.

Tetapi dalam firman Allah ketika mereka melanjutkan perjalanan dari tempat ikan itu tertinggal Allah mengaitkan lupa kepada Musa dan muridnya, padahal yang lupa yaitu Yusya. Setelah keduanya meninggalkan tempat itu sejauh satu marhalah, Musa berkata kepada muridnya ' Bawalah kemari makanan kita, sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini'. Muridnya menjawab ' Tahukah kamu, tatkala kita mencari tempat berlindung dibatu tadi, sesungguhnya aku lupa ikan itu dan tidaklah membuatku lupa untuk menceritakannya kecuali setan. dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh'. Musa berkata,' Itulah yang kita cari.'. Lalu keduanya kembali menelusuri jejak mereka semula. Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. Orang ini adalah Khidir as sebagaimana ditunjukan oleh hadits-hadits sahih dari Nabi Muhammad SAW.

Ingin kelanjutan kisahnya ?
Kisah lanjutannya adalah ketika nabi Musa as belajar sebagian ilmu dari nabi Khidir as. Klik disini untuk melanjutkan membaca ceritanya.. Jangan lupa di share dan berkomentar :)

Syukron. Semoga bermanfaat untuk kita semua ..
Wassalamu'alaikum


Kisah Ashabul Kahfi ( Pemuda-pemuda yang beriman )

gua Ashabul Kahfi
Assalamu'alaikum sobat para pejuang islam...

Nah pada postingan kali ini saya akan share tentang kisah " Ashabul Kahfi " yaitu kisahnya pemuda-pemuda yang beriman.. Kisah ini saya intisarikan dari tafsir Ibnu Katsir. Tepatnya di QS. Al-Kahfi surat ke 18 dari Al-qur'an.
Ashabul Kahfi adalah 7 orang pemuda-pemuda yang beriman yang berjuang mempertahankan aqidahnya dari ke zaliman raja pada masanya.


Ketika mereka dipaksa oleh raja yang zalim untuk murtad meninggalkan aqidah mereka yang lurus mereka berdiri tegak menentang raja sambil berkata " Tuhan kami adalah Tuhan semesta alam (Allah) kami tidak akan merubah aqidah kami karena kalau kami rubah, berarti kami termasuk orang-orang yang rugi.".

Al-Kahf berarti gua digunung. Gua semacam itulah yang digunakan untuk berlindung. Ketika pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdo'a, " Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami."
Arti dari do'a tersebut yaitu " Anugerahkanlah kami rahmat yang dapat menyembunyikan kami dari kaum kami dan jadikanlah kesudahan kami ini berada dalam petunjuk ".

Allah SWT memberitahukan tentang sekelompok pemuda yang lari dari kaumnya untuk menyelamatkan agamanya agar mereka mendapat ujian dalam mengamalkanya. Mereka melarikan diri, lalu berlindung di gua dan bersembunyi disana agar tidak diketahui kaumnya. Pemuda-pemuda ini hidup pada masa raja yang zalim yang bernama raja Diqyanus dan pemuda ini ditidurkan oleh Allah di dalam gua itu selama 309 tahun. Kemudian mereka dibangunkan oleh Allah SWT pada masa raja yang shaleh yaitu raja Baidarus. Subahanallah... Dari kisah Ashabul Kahfi ini banyak sekali hikmah yang dapat kita ambil :)

Semoga tumbuh jiwa-jiwa pemuda seperti Ashabul Kahfi lagi, pemuda yang berani menentang pemimpin yang zalim demi agamanya dan mepertahankan aqidahnya. Semoga artikel ini bermanfaat, jangan lupa di share dan berkomentar.

Wassalamu'alaikum

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Para Pejuang Islam -